Segala kejadian dalam kehidupan
ini adalah Cinta.
Alam ini diciptakan atas dasar
cinta, yang dalam berbagai fenomenya juga terjadi karena cinta.
Siapapun kita, jika ditanya
tentang kehidupan maka takkan ada jawaban yang dianggap tepat dalam
mendefinisikannya.
Semua bermula dari tidak adanya
kehidupan yang dapat dimaknai dengan seksama, Kita menjalani hidup tetapi
umumnya kita sendiri tidak mengerti akan kehidupan…
Kita berharap pada waktu yang
berjalan dan mengepak sayapnya menyibak berbagai fenomena dalam hidup kita,
tetapi kita sendiri semakin tenggelam dalam fenomena hidup itu sendiri seiring
waktu itu berjalan.
Irama waktu yang berjalan
terkadang begitu memilukan tatkala panorama yang tercipta sebatas lingkaran
realitas hidup yang menjemuhkan, kita menginginkan terwujudnya hasrat dalam
hidup seirama perjalanan waktu namun tidak pernah terwujud, akhirnya bermuara
pada pertanyaan bathin disetiap manusia, apa yang salah dengan diri ini
sehingga jejak tapakan hanya sebatas ilusif yang sulit terpahat dalam bingkai
realitas?
Memahami hidup adalah aspresiasi
dari makna hidup itu sendiri, sementara makna hidup adalah keseimbangan dari
perjalanan cinta berkadar rendah dalam mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
Eksplisitnya adalah realisasi manusia yang mencintai dirinya sendiri lalu
berjalan dan berkembang menjadi mencintai orang-orang terdekat.
Kemudian bermuara lebih luas
dalam bingkai mengasihi segala apa yang ada di alam semesta ini tanpa pamrih
dan setiap manusia memiliki kodrat akan perjalanan ini.
Perjalanan ini membutuhkan proses
dan cara, alam telah mengkondisikan akan keadaan yang didalamnya terdapat
berbagai cara dan proses untuk perjalanan cinta ini.
“Adapun orang-orang yang beriman
itu sangat cinta kepada Allah.” (QS [2]:165),
“Allah mencintai mereka dan
mereka pun mencintai-Nya.”(QS [5]:54).
“Tuhan adalah Cinta.” (Al-Hadits)
Esensi Cinta ini difirmankan-Nya
dalam sebuah hadits Qudsi :
“Aku ingin mengenalkan Diri-Ku
bahwa Aku Pengampun, Penutup Aib, Yang Mahaindah, Yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Oleh karena itu, Aku menciptakan makhluk supaya diri-Ku dikenal.”
Fitrah suatu Dzat Yang Penuh
Cinta dan Kasih Sayang adalah mengungkapkan kebaikannya itu, meluapkan kasih
sayangnya itu. Setiap peluapan kasih sayang membutuhkan objek. Dalam rangka
peluapan kasih sayang-Nya inilah, alam semesta tercipta. Yakni, sebagai objek
peluapan kasih sayang-Nya itu.
“Aku adalah Perbendaharaan Yang
Tersembunyi. Aku cinta (rindu) untuk diketahui. Maka, Aku ciptakan alam agar
Aku dikenali.” (Al hadits)
Jadi, sesungguhnya alam tercipta
karena cinta, prinsip penggeraknya adalah cinta, pengikatnya adalah cinta.
Tujuan akhirnya pun adalah cinta!
Karenanyalah…… hendaklah
diketahui dan di mengerti tentang “HAKIKAT CINTA” itu sesungguhnya, agar tidak
tertipu oleh berbagai macam rupa,
status, warna dan bentuk yang ada pada cinta itu. Sesungguhnya hanya ada satu
cinta yang sebenar2nya yaitu Sang Cinta itu sendiri yang tiada pernah mati dan
tiada tertandingi.
Mengkaji ke dalam diri menyelam
sampai kedalam dasar jiwa yang terdalam maka disitulah akan di temukan ” Sang
CINTA” itu sendiri. Yang tiada rupa, warna, status, dan bentuk Akhir dari
perjalanan Cinta yang tak akan tertipu lagi.
Karena telah menyatu dengan Sang
Pemilik Cinta dan lebur selebur-leburnya dalam KESADARAN akan sang Pemilik
Cinta yang meliputi akan diriNya.
Sungguh…..!
keindahan yang terlihat yang
disebabkan oleh rasa cinta itu
Sungguh…..! kesenangan yang di
timbulkan oleh perasaan cinta itu
Sungguh…..! apa saja yang membuat
gairah….. yang sangat luar biasa yang
terjadi karena cinta itu
Semuanya hanyalah sebagai
jembatan semata, sebagai perantara semata,
Sebagai Wasilah semata untuk
membawa mereka yang SADAR akan KESADARAN kepada Sang Pemilik Cinta itu.
Dan pada Akhirnya Sang Pemilik Cinta
itu akan menyapa dirinya dan menebarkan Aura Kasih-Nya kepada mereka yang telah
sampai kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan TANGGAPAN Anda Tentang INFO ini untuk Memberikan INSPIRASI dan MOTIVASI Pembaca Lain. Tinggalkan KOMENTAR Anda DISINI