Semenjak dahulu, Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para
sahabatnya untuk menggunakan kata-kata positif. Rasulullah juga memberikan
teguran dengan menggunakan kata-kata terbaik. Beliau selalu mengeluarkan
kata-kata yang mencerahkan orang lain dalam setiap perkataan beliau.
Beliau telah mampu mengakses hati terdalam. Disinilah sesungguhnya
dibutuhkan kebijaksanaan seseorang untuk mengelola setiap apa yang
diucapkannya. Mana kalimat yang perlu diucapkan, dan mana yang tidak. Sehingga
kalimat atau kata-kata yang keluar dari lisan kita adalah kata-kata yang
menguatkan.
Lalu bagaimanakah cara mendapatkan satu akses mengeluarkan kata-kata
terbaik untuk mencapai kejernihan hati? Caranya mudah! Hindarilah menggunakan
kata-kata: Tidak, Jangan, Seandainya saja, dan ungkapan lainnya yang terkesan
mengada-ngada.
Semudah itukah? Ya, asalkan Kita melakukannya secara kontinu dan
konsisten. Silahkan Kita rasakan perbedaan kondisi hati Kita saat menggunakan
kata-kata yang melemahkan dengan menggunakan kata-kata menguatkan. Silahkan Kita
ungkapkan dalam hati kalimat tertulisl di bawah ini. (Kalimat yang menguatkan ditandai + dan yang melemahkan (-)
(-) Saya TIDAK takut mengalami kegagalan dalam hidup.
+ Saya menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup saya.
(-) Saya TIDAK mau melakukan kemaksiatan pada Allah, karena saya takut akan
siksa-Nya kelak.
+ Saya akan berupaya melakukan kebaikan di hadapan Allah, karena saya
yakin akan mendapatkan surga-Nya kelak.
(-) Saya TIDAK akan meningalkan shalat, selama saya masih diberikan
kehidupan oleh-Nya.
Bagaimana? Apa yang
kita rasakan? Apakah terasa bedanya? Kata-kata yang melemahkan dan kata-kata
yang menguatkan di atas, keduanya memiliki makna yang sama. Yang berbeda adalah
rasa dan fokus.
Ambil contoh ketika
Kita mengatakan: “Saya TIDAK takut mengalami kegagalan dalam hidup,” maka dalam
pikiran Kita terekam kata gagal. Hal ini menyebabkan Kita merasakan sesuatu
yang janggal, pikiran Kita mulai terfokus pada kegagalan. Ujung-ujungnya,
perasaan Kita mengatakan Mungkin saya akan gagal.
Berbeda jika Kita
mengatakan: “Aku menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan sepanjang hidupku,”
maka dalam pikiran Kita akan terekam kata bahagia dan sukses. Fokus perasaan
dan pikiran Kita hanya pada kebahagiaan dan kesuksesan. Inilah langkah awal membangun diri Kita yang mengharapkan
kebahagiaan dan kesuksesan. Jadi saya sangat menyarankan kepadaAnda, gunakanlah
kata-kata yang menguatkan sepanjang hari.
Kata-kata yang baik dan menguatkan akan menghasilkan sebuah kalimat yang baik kalimat
yang baik akan menghasilkan makna yang baik makna yang baik ibarat benih pohon
yang baik dan kuat. Dan begitu pun sebaliknya.
Seperti firman Allah SWT: “Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seijin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya manusia ingat dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon
yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak
dapat tetap (tegak) sedikit pun” (QS, surat Ibrahim 24-26)
Perkataan yang kuat dan menguatkan itu seperti sihir;
"Wa inna minal bayaani lasihran ", "Sesungguhnya
sebagian dari perkataan itu benar-benar dapat men-SIHIR (maksudnya : memberi
pengaruh yang kuat kepada yang menDENGARnya)." (HR Bukhori, at Tirmidzi,
Abu Daud dan Ahmad).
Dahsyat dan sangat bermanfaat
BalasHapus