Apa kabar hati? Masihkah iya embun? merunduk tawadu' dipucuk-pucuk daun, masihkah iya karang? berdiri tegar menghadapi gelombng ujian. Apa kabar iman? masihkah iya bintang? terang benderang menerangi kehidupan..

Rabu, 06 Mei 2015

Kekuatan Kata-Kata yang Menguatkan

Semenjak dahulu, Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabatnya untuk menggunakan kata-kata positif. Rasulullah juga memberikan teguran dengan menggunakan kata-kata terbaik. Beliau selalu mengeluarkan kata-kata yang mencerahkan orang lain dalam setiap perkataan beliau.

Beliau telah mampu mengakses hati terdalam. Disinilah sesungguhnya dibutuhkan kebijaksanaan seseorang untuk mengelola setiap apa yang diucapkannya. Mana kalimat yang perlu diucapkan, dan mana yang tidak. Sehingga kalimat atau kata-kata yang keluar dari lisan kita adalah kata-kata yang menguatkan.


Lalu bagaimanakah cara mendapatkan satu akses mengeluarkan kata-kata terbaik untuk mencapai kejernihan hati? Caranya mudah! Hindarilah menggunakan kata-kata: Tidak, Jangan, Seandainya saja, dan ungkapan lainnya yang terkesan mengada-ngada.


Semudah itukah? Ya, asalkan Kita melakukannya secara kontinu dan konsisten. Silahkan Kita rasakan perbedaan kondisi hati Kita saat menggunakan kata-kata yang melemahkan dengan menggunakan kata-kata menguatkan. Silahkan Kita ungkapkan dalam hati kalimat tertulisl di bawah ini. (Kalimat yang menguatkan ditandai + dan yang melemahkan (-)


(-) Saya TIDAK takut mengalami kegagalan dalam hidup.

+ Saya menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup saya.

(-) Saya TIDAK mau melakukan kemaksiatan pada Allah, karena saya takut akan siksa-Nya kelak.

+ Saya akan berupaya melakukan kebaikan di hadapan Allah, karena saya yakin akan mendapatkan surga-Nya kelak.

(-) Saya TIDAK akan meningalkan shalat, selama saya masih diberikan kehidupan oleh-Nya.

Saya akan menegakkan shalat seoptimal mungkin, penuh ketulusan, dan semata-mata mengharap kasih sayangnya.



          Bagaimana? Apa yang kita rasakan? Apakah terasa bedanya? Kata-kata yang melemahkan dan kata-kata yang menguatkan di atas, keduanya memiliki makna yang sama. Yang berbeda adalah rasa dan fokus.

          Ambil contoh ketika Kita mengatakan: “Saya TIDAK takut mengalami kegagalan dalam hidup,” maka dalam pikiran Kita terekam kata gagal. Hal ini menyebabkan Kita merasakan sesuatu yang janggal, pikiran Kita mulai terfokus pada kegagalan. Ujung-ujungnya, perasaan Kita mengatakan Mungkin saya akan gagal.

          Berbeda jika Kita mengatakan: “Aku menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan sepanjang hidupku,” maka dalam pikiran Kita akan terekam kata bahagia dan sukses. Fokus perasaan dan pikiran Kita hanya pada kebahagiaan dan kesuksesan. Inilah langkah  awal membangun diri Kita yang mengharapkan kebahagiaan dan kesuksesan. Jadi saya sangat menyarankan kepadaAnda, gunakanlah kata-kata yang menguatkan sepanjang hari.



Kata-kata yang baik dan menguatkan akan menghasilkan sebuah kalimat yang baik kalimat yang baik akan menghasilkan makna yang baik makna yang baik ibarat benih pohon yang baik dan kuat. Dan begitu pun sebaliknya.


Seperti firman Allah SWT: “Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seijin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya manusia ingat dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun” (QS, surat Ibrahim 24-26)

Perkataan yang kuat dan menguatkan itu seperti sihir;

"Wa inna minal bayaani lasihran ", "Sesungguhnya sebagian dari perkataan itu benar-benar dapat men-SIHIR (maksudnya : memberi pengaruh yang kuat kepada yang menDENGARnya)." (HR Bukhori, at Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad).






1 komentar:

Berikan TANGGAPAN Anda Tentang INFO ini untuk Memberikan INSPIRASI dan MOTIVASI Pembaca Lain. Tinggalkan KOMENTAR Anda DISINI